Semangat bertani demi produktif

Pemuda bertani cabai
(Foto: Ayub Kai)
Kebutuhan pangan adalah hal mutlak yang harus terpenuhi dalam kehidupan manusia. Sejarah panjang telah menggambarkan bagaimana upaya yang dilakukan orang-orang terdahulu dalam menjaga kelangsungan hidup melalui bercocok tanam. Seiring perkembangan kehidupan manusia, sejak dulu hingga saat ini petani masih sering menghadapi berbagai persoalan dalam aktifitasnya, baik persoalan tanah, persoalan hasil panen maupun persoalan harga yang dihadapi petani dari waktu ke waktu.

Memantau masa pembuahan cabai
(Foto: Ayub Kai)
Contohnya di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan menuai berbagai persoalan sejak orde baru berkuasa, tanah nenek moyang diambil alih oleh perusahaan PTPN perkebunan tebu. Hingga saat ini tanah milik warga itu masih dikuasai tanpa mendapatkan ganti rugi dari negara. Tak hanya itu, kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi baru-baru ini mengenai impor beras juga menuai banyak persoalan hingga menyebabkan sebagaian kalangan masyarakat menolak kebijakan tersebut.
Provinsi Sulawesi Barat termasuk daerah pertanian terbesar. Kabupaten Mamuju terkenal dengan perkebunan kelapa sawit dan Kabupaten Polewali Mandar sebagai penghasil beras. Artinya, potensi pertanian sangat besar. Selain penghasil beras, sebagian petani memilih  bertani kakao sebagai tanaman jangka panjang, baik di wilayah hulu maupun hilir seperti yang telah dilakukan sebagian besar masyarakat di Desa Buku, Kecamatan Mapilli. Provinsi Sulawesi Barat. sejak dulu mereka bertani kakao dan kelapa, meskipun saat ini tanaman kakao tidak produktif lagi disebabkan karena usia tanaman yang sudah tua juga diserang hama sehingga petani seharusnya mengalihfungsikan lahan. Persoalan ini kemudian menarik perhatian kalangan pemuda Desa Buku untuk melakukan upaya inovatif dalam bertani demi produktif. 

Semangat bertani para pemuda Desa Buku
(Foto: Ayub Kai)
Hal ini penting untuk dilakukan, dari cara lama menjadi bertani modern atau bertani produktif dengan mengganti tanaman jangka panjang menjadi jangka pendek atau palawija.

Masa pembuahan
(Foto: Ayub Kai)
Salah seorang petani muda sedang memanen buah pertama cabai garapannya
(Foto: Ayub Kai)
Kabar baik di tahun 2018, beberapa petani muda telah bermunculan di Desa Buku, mereka sudah memulai menanam cabai dan jagung manis sebagai tanaman jangka pendek agar hasil pertanian masyarakat desa lebih produktif lagi.

Salam..

Teks: Aco 
Foto: Ayub Kai


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cocco, Siput Air Payau.

Desa Buku Penghasil Minyak Mandar

Kopra, Produk Hasil Olahan Kelapa