Kopra, Produk Hasil Olahan Kelapa
Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu daerah penghasil kelapa di wilayah provinsi Sulawesi Barat, sehinggga aktifitas seperti pengolahan kelapa hasil panen menjadi Kopra (Bokaq) dan Minyak Kelapa (Minnaq Anjoro) bukanlah sesuatu yang baru bagi masayarakat Polewali Mandar.
Proses pengolahan buah kelapa hasil panen salah satu warga Desa Buku, Kecamatan Mapilli hingga menjadi Kopra; Dalam proses ini ada empat peran yang dilibatkan, yaitu : Pemanjat Kelapa (Patte’i Anjoro), Pemungut kelapa (Panduru’i Anjoro), Pengangkut kelapa (Pattekeq) dan orang yang mengolah kelapa hingga menjadi kopra (Paqbokaq).
Buah kelapa diolah menjadi Kopra (Foto: Ayub Kai) |
Tahap pertama yang dilakukan adalah memanen buah kelapa. Buah kelapa biasanya dipanen tiap 3 bulan (80-90 hari). Proses memanen buah dilakukan oleh pemanjat kelapa atau dalam bahasa lokal disebut Patte’i Anjoro. Upah yang diberikan kepada pemanjat kelapa seharga Rp2.500/pohon.
Proses memanen buah kelapa oleh dilakukan oleh pemanjat kelapa (Foto: Ayub Kai) |
Setelah memanen, selanjutnya buah kelapa di kumpulkan dalam beberapa tumpukan oleh pemungut kelapa atau dalam bahasa lokal disebut Panduru’i Anjoro. Bagi pemungut kelapa tidak diberikan/mengharapkan upah, hanya diberikan beberapa buah kelapa saja.
Buah kelapa yang telah ditumpukkan kemudian dikupas. Proses ini mulai dilakukan oleh orang yang akan mengolah buah kelapa hingga menjadi kopra atau dalam bahasa lokal disebut Paqbokaq.
Proses mengupas buah kelapa atau massukke Anjoro (Foto: Ayub Kai) |
Buah kelapa yang telah dipisahkan dari sabutnya di belah dua kemudian diangkut menuju tempat pengolahan selanjutnya untuk di jemur terlebih dahulu agar daging buah kelapa mudah dipisahkan dari tempurungnya. Proses ini dilakukan oleh pengangkut kelapa atau dalam bahasa lokal disebut Pattekeq.
Setelah diangkut, kelapa dijemur terlebih dahulu (Foto: Ayub Kai) |
Setelah proses penjemuran dilakukan, selanjutnya proses pemisahakan daging buah dari tempurung. Dalam bahasa lokal proses ini disebut Massisi Anjoro. Tahap ini mulai dilakukan sepenuhnya oleh orang yang mengolah kelapa hingga menjadi kopra, Paqbokaq.
Memisahkan buah kelapa dari tempurungnya (Foto: Ayub Kai) |
Daging buah kelapa yang telah dipisahkan dari tempurungnya, dinaikkan ke atas tempat pemanggangan akan dilakukan dalam bahasa lokal disebut paqbokangang. Daging buah kelapa disusun rapi secara bertumpuk telebih dahulu kemudian proses pemanggangan dilakukan hingga menjadi kering. Dalam bahasa lokal proses ini disebut Mattapa Anjoro.
Proses pemanggangan buah kelapa (Foto: Ayub Kai) |
Daging buah yang telah dipanggang hingga kering jadilah Kopra. Selanjutnya diturunkan dari tempat pemanggangan kemudian di cincang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dalam bahasa lokal proses ini disebut Mattattaq Bokaq.
Kopra dicincang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (Foto: Ayub Kai) |
Pada tahap terakhir, setelah selesai dicincang kopra dimasukkan kedalam karung atau dalam bahasa lokal disebut Massasaq Bokaq. Kopra siap diangkut!
Memasukkan kopra kedalam karung (Foto: Ayub Kai) |
Untuk pembagian upah gaji, cara yang diberlakukan adalah setiap Rp100.000; dari hasil penjualan kopra, Pengangkut kelapa (Pattekeq Anjoro) bersama orang yang mengolah kelapa hingga menjadi Kopra (Paqbokaq) akan mendapatkan bagian sebanyak 15%.
Penulis: Ayub Kai
Komentar
Posting Komentar